Senin, 27 Oktober 2014

DETEKSI KOMPLIKASI ATAU PENYULIT TERHADAP JANIN



A.    Pengertian Deteksi Penyulit Atau Komplikasi Terhadap Janin
Deteksi dini yaitu melakukan tindakan untuk mengetahui seawal mungkin adanya kelainan, komplikasi dan penyakit selama kehamilan yang dapat menjadi penyulit atau komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan bayi dalam kehamilan, persalinan dan nifas (Manuaba,2012). Prinsip deteksi dini yaitu melakukan skrining secara teratur dan ketat terhadap adanya kelainan, komplikasi dan penyakit selama kehamilan serta mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kelainan dan komplikasi dalam persalinan dan nifas.
B.     Letak Janin
Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu, misalnya letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu, letak membujur dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau letak sungsang (Mochtar,1998).
Letak janin dalam rahim, diantaranya :
1.      Letak Memanjang
Letak memanjang apabila letak sumbu panjang janin ialah ukuran bokong kepala sesuai dengan sumbu panjang ibu. Letak memanjang ada dua macam presentasi yaitu presentasi kepala dan presentasi bokong.
2.      Letak Lintang
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior) (Marmi,2011).
a.       Menurut posisi kepala
·         Kepala di kiri                                              LLi I
·         Kepala di kanan                                          LLi II
b.      Menurut arah punggung
·         Punggung depan (dorso-anterior)               PD
·         Punggung belakang (dorso-posterior)         PB
·         Punggung atas (dorso-superior)                  PA
·         Punggung bawah (dorso-inferior)               PI       
c.       Presentasi bahu (skapula)
·         Bahu kanan                                                 Bh.ka.
·         Bahu kiri                                                     Bh.ki.
d.      Tangan menumbung
Tentukan apakah :
·         Tangan kiri                                                  ta.ki.
·         Tangan kanan                                              ta.ka.
Indikator adalah ketiak (axilla)
·         Ketiak menutup / membuka ke kanan
·         Ketiak menutup / membuka ke kiri
3.      Letak Oblig
Letak oblig dikatakan juga letak serong. Dimana kadang-kadang sumbu panjang anak serong terhadap sumbu panjang ibu, maka janin dikatakan letak serong.
C.    Presentasi Janin
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu dan lain-lain (Mochtar,1998).
1.      Presentasi Kepala
a.        Presentasi Belakang Kepala
Pada presentasi ini posisi kepala janin tepat di bagian bawah dan ubun-ubun kecil berada di bagian paling bawah (Marmi,2011).
1.      Indikator              : ubun-ubun kecil (uuk)
2.      Variasi posisi        :
a.       Ubun-ubun kecil kiri depan                           uuk.ki-dep.
b.      Ubun-ubun kecil kiri belakang                      uuk.ki-bel.
c.       Ubun-ubun kecil melintang kiri                     uuk.mel.ki
d.      Ubun-ubun kecil kanan depan                      uuk.ka-dep.
e.       Ubun-ubun kecil kanan belakang                  uuk.ka-bel.
f.       Ubun-ubun kecil melintang kanan                uuk.mel-ka
b.      Presentasi Puncak Kepala
Presentasi puncak kepala bisa terjadi apabila derajat defleksinya ringan, sehingga ubun-ubun besar merupakan bagian yang paling rendah (Marmi,2011).
1.      Indikator              : Ubun-ubun besar (uub)
2.      Variasi posisi        :
a.       Ubun-ubun besar kiri depan                          uub.ki-dep.
b.      Ubun-ubun besar kiri belakang                     uub.ki-bel.
c.       Ubun-ubun besar melintang kiri                    uub.mel.ki
d.      Ubun-ubun besar kanan depan                      uub.ka-dep.
e.       Ubun-ubun besar kanan belakang                 uub.ka-bel.
f.       Ubun-ubun besar melintang kanan                uub.mel-ka.
c.       Presentasi Muka
Presentasi muka terjadi bila bagian kepala yang terletak paling rendah adalah muka (Marmi,2011).
1.      Indikator              : dagu (mento)
2.      Variasi posisi        :
a.       Dagu kiri depan                                 d.ki-dep.
b.      Dagu kiri belakang                            d.ki-bel.
c.       Dagu melintang kiri                           d.mel.ki
d.      Dagu kanan depan                            d.ka-dep.
e.       Dagu kanan belakang                        d.ka-bel.
f.       Dagu melintang kanan                      d.mel-ka
d.      Presentasi Dahi
Merupakan presentasi kepala dengan defleksi yang sedang hingga dahi menjadi bagian yang terendah. Biasanya presentasi dahi bersifat sementara dan dengan majunya persalinan menjadi letak muka atau belakang kepala (Marmi,2011).
2.      Presentasi Bokong
Indikator                        : sakrum
Variasi posisi      :
1)      Sakrum kiri depan                           s.ki-dep.
2)      Sakrum kanan depan                      s.ka-dep.
3)      Sakrum kanan belakang                  s.ka-bel.
4)      Sakrum melintang kanan                s.mel-ka.
a.      Presentasi bokong sempurna (complete breech)
Pada posisi ini paha dan lutut bayi fleksi dan kaki menutupi bokong. Tipe ini lebih sering pada multigravida (Marmi,2011).

b.      Presentasi bokong murni (frank breech)
Pada bayi fleksi, tetapi pada kaki ekstensi, sehingga kaki berada dekat kepala, sering terjadi pada primi yang prematur (Marmi,2011).
c.       Presentasi bokong tidak sempurna (incomplete breech)
Dimana setelah bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut, terdiri atas kedua kaki (letak kaki sempurna), satu kaki (letak kaki sempurna), kedua lutut (letak lutut sempurna), satu lutu (letak lutut tidak sempurna) (Marmi,2011).

3.      Presentasi Bahu
Presentasi bahu (akromion) terjadi bila poros yang panjang dari janin tegak lurus poros ibu, sebagaimana yang terjadi pada letak melintang atau oblig.








4.      Presentasi Ganda atau Majemuk atau Compound Presentation
Menurut Marmi(2011), presentasi majemuk adalah jika di samping bagian terendah janin teraba anggota badan janin. Pada letak kepala, apabila di samping bagian terbawah janin terdapat ekstremitas, terdapat berbagai presentasi yaitu :
a.      Presentasi kepala dengan tangan menumbung
Teraba jari dan telapak tangan di samping kepala, tidak teraba pergelangan tangan. Prognosisnya lebih baik daripada lengan menumbung. Tangan menumbung tidak menghalangi turunnya kepala, hanya mungkin menyebabkan terganggunya putaran paksi, sebaliknya lengan menumbung dapat menghalangi turunnya kepala.

b.      Presentasi kepala dengan lengan menumbung
Teraba bagian lengan atau yang lebih proksimal.
c.       Presentasi kepala dengan kaki menumbung
Kaki yang menumbung di samping kepala jarang terjadi, kemungkinan janin sudah mengalami maserasi.
D.    Posisi Janin
Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan, atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal-pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, uuk kanan belakang.
Apabila seseorang ingin menetukan presentasi dan posisi janin, perlu dijawab pertanyaan berikut :
·         Bagian janin apa yang terbawah ?
·         Di mana bagian terbawah tersebut ?
·         Apa indikatornya ?
Istilah-istilah yang sering dipakai adalah :
Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia
L
Left (Laeva)
Ki
Kiri
D atau R
Dextra dan Right
Ka
Kanan
A
Anterior
Dep
Depan
P
Posterior
Bel
Belakang
T
Transverse
Mel
Melintang
O
Occiput
Uuk
Ubun-ubun kecil
FM
Fontanel Major
Uub
Ubun-ubun besar
M
Mentum (chin)
D
Dagu
S
Sacrum (buttocks)
S
Sakrum
Sc
Scapula (shoulder)
Bh
Bahu
F
Frontal (brow)
Dh
Dahi
Contoh :
LOA = Left occiput anterior         uuk ki-dep = ubun-ubun kecil kiri depan
Macam – macam Posisi janin :
                               
E.     Berat Janin
Berat badan selama hamil dapat digunakan sebagai tanda apakah ada sesuatu yang salah dengan kondisi ibu hamil atau ibu hamil baik-baik saja. Berat badan bayi yang bertambah pada masa kehamilan karena tumbuh, perkembangan sistem placenta yang sehat, cairan ketuban, dan persediaan darah yang meningkat untuk memberikan nutrisi dan melindungi bayi, dan persiapan dilakukan untuk masa laktasi (Einsberg dkk, 1999).
Kenaikan Berat Badan Dan Perinciannya
(Semua Berat Badan Adalah Perkiraan)
Bayi
Plasenta
Cairan ketuban
Pembesaran
Jaringan buah dada ibu
Volume darah ibu
Cairan pada jaringan ibu
Lemak ibu
3,37 kg
0,67 kg
0,78 kg
0,90 kg
0,45 kg
1,23 kg
1,35 kg
3,15 kg
Total Rata-rata
11,9 kg
Sumber : Eisenberg dkk, 1999
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan umur kehamilan, Ibu hamil dengan Pertambahan berat badan normal akan melahirkan bayi dengan berat badan normal juga.
Cara pengukuran tinggi fundus uteri dengan centimeter ini juga dapat membantu menetukan perkiraan berat janin dengan rumus dari Johnson Tausak. Taksiran berat janin pada rumus ini hanya berlaku untuk janin presentasi kepala. Rumusnya yaitu (tinggi fundus uteri dalam cm-12) x 155 = taksiran berat janin. Bila kepala di atas atau pada spina iskiadika maka n=12. Bila kepala di bawah spina iskiadika maka n=11.
Contoh :
TFU = 32 cm
Maka TBJ = (32-12)x155= 3100 gram.
Komposisi Tubuh Janin dari minggu ke 24 – 40 kehamilan
Usia kehamilan
(minggu)
Berat janin
(g)
Per 100 g berat janin
Air
(g)
Protein
(g)
Lipid
(g)
Lainnya
(g)
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
690
770
880
1.010
1.160
1.318
1.480
1.650
1.830
2.020
2.230
2.450
2.690
2.940
3.160
3.330
3.450
88,6
87,8
86,8
85,7
84,6
83,6
82,6
81,7
80,7
79,8
79,0
78,1
77,3
76,4
75,6
74,8
74,0
8,8
9,0
9,2
9,4
9,6
9,9
10,1
10,3
10,6
10,8
11,0
11,2
11,4
11,6
11,8
11,9
12,0
0,1
0,7
1,5
2,4
3,3
4,1
4,9
5,6
6,3
6,9
7,5
8,1
8,7
9,3
9,9
10,5
11,2
2,5
2,5
2,5
2,5
2,4
2,4
2,4
2,4
2,4
2,5
2,5
2,6
2,6
2,7
2,7
2,8
2,8
Sumber : Ziegler et.al, 1976, dalam Rosso (1990)
Pertambahan panjang juga relatif kecil sampai usia 14-16 minggu kehamilan, kemudian meningkat cepat sampai minggu ke 35-37 kehamilan. Seperti halnya kurva berat, kurva panjang janin menjelang kelahiran juga melambat. Perbedaan kemiringan kurva berat dan panjang terjadi pada minggu ke 33-34 dan 37-38 menunjukkan secara proporsional pertambahan berat lebih besar dari pada pertambahan panjang. Hal ini menggambarkan bahwa pada masa tersebut terjadi akumulasi/penimbunan lemak tubuh yang sangat cepat.
Rata-rata Pertumbuhan Janin menurut Usia Kehamilan

F.     Kesejahteraan Janin
Keadaan kesejahteraan janin dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan dan kondisi kesehatan orang tuanya. Tujuan pengkajian kesejahteraan janin adalah untuk mengenal sedini mungkin kapan waktu yang tepat untuk terminasi sehingga bayi dapat bertahan hidup lebih baik, dibandingkan bila tetap berada dalam kandungan (Anasari dan Sumarni,2011). Memantau kesejahteraan janin dapat dilakukan ibu hamil dengan cara menghitung gerakan janin dan menimbang pertumbuhan berat badan ibu setiap trimesternya apakah mengalami peningkatan atau tidak (Marmi,2011).
1.      Gerak Janin
Pergerakan janin dilakukan dengan cara :
a.         Berbaring miring dan raba perut untuk merasakan gerakan janin.
b.        Hitunglah pada umumnya 10 gerakan terjadi dalam 12 jam, bila lebih dari 3 jam dicatat dengan cermat kemudian perhatikan juga DJJ.
c.         Gerakan janin akan bertambah ibu makan.
d.        Janin normal akan tidur ±20 menit.
e.         Selama 2-3 hari sebelum lahir, gerakan janin akan berkurang.
2.      Denyut Jantung Janin
Menurut Marmi (2011), frekuensi denyut jantung janin lebih cepat dari orang dewasa yaitu antara 120-140x/menit. Pada presentasi kepala biasa (letak kepala) denyut jantung janin terdengar di kiri atau kanan di bawah pusat. Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah :
a.       Dari adanya detak jantung janin
1)      Tanda pasti kehamilan
2)      Anak hidup
b.      Dari tempat bunyi jantung janin terdengar
1)      Presentasi anak
2)      Positio anak (kedudukan punggung)
3)      Sikap anak (habitus)
4)      Adanya anak kembar
Cara menghitung denyut jantung janin menurut Marni (2011), adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan 4.
Contohnya :
5 detik  5 detik  5 detik                      Kesimpulan
     11         12         11             4 (11 + 12 + 11) = 136x/menit
                                                Teratur dan janin baik
     10         14          9              4 (10 + 14 + 9)   = 132x/menit
                                                Teratur dan janin asphyxia
      8            7          8              4 (8 + 7 + 8)       = 92x/menit
                                                Teratur dan janin asphyxia
Menurut Anasari dan Sumarni (2011), pengkajian denyut jantung janin (DJJ) yang dapat dilakukan pada masing-masing trimester kehamilan, yaitu :
a.       Trimester I
Untuk mendengar DJJ pada kehamilan trimester I, dapat digunakan alat Ultrasound stetoscope atau dopler. DJJ dapat mulai terdengar dengan alat ini antara usia kehamilan 10-12 minggu. Normal frekuensi DJJ adalah 120-160 x/menit dan harus dibedakan dengan denyut nadi ibu.
b.      Trimester II
Dilakukan dengan menggunakan stetoscope monocular atau stetoscope leanec. DJJ dapat terdengar pada usia kehamilan 20 minggu. Teknik pemeriksaannya adalah :
1)      Tentukan lokasi atau posisi janin dengan menggunakan teknik palpasi menurut leopold II dan III.
2)      Tempelkan stetoscope pada lokasi dimana diperkirakan letak punggung atau dada janin.
3)      Bedakan DJJ dengan denyut nadi ibu dengan cara meraba nadi di pergelangan tangan ibu.
4)      Hitung selama satu menit penuh.
c.       Trimester III
Selama trimester ketiga pengawasan pertumbuhan janin, DJJ dan pergerakan janin terus dilakukan. Kurve pertumbuhan janin pada trimester III menunjukkan pertumbuhan yang positif. Diharapkan tinggi fundus uteri bertambah 1 cm tiap minggu sampai umur kehamilan 36 minggu.
3.      Berat Badan Ibu
Sejak uterus dapat diraba secara abdominal, yaitu pada usia kehamilan 12 minggu lokasi fundus uteri terhadap simpisis pubis dapat diidentifikasi sebagai tinggi fundus uteri. Pengukuran tinggi fundus uteri dapat dilakukan dengan dua cara (Anasari dan Sumarni,2011) :
a.       Menggunakan meteran, pengukuran ini menurut Mc. Donals
Cara ini akurat bila dilakukan setelah usia kehamilan 20 minggu. Caranya, garis nol pada pita meteran diletakkan pada tepi atas simpisis pubis, kemudian direntangkan ke atas melalui perut hingga mencapai fundus uteri. Tinggi fundus uteri dapat digambarkan dalam gravidogram sehingga dapat diketahui perkembangan janin melalui tinggi fundus uteri.
Pada usia kehamilan di bawah 20 minggu, pengukuran tinggi fundus uteri dan penentuan usia kehamilan dapat dilakukan dengan cara palpasi menurut leopold. Cara pengukuran tinggi fundus uteri dengan centimeter ini juga dapat membantu menetukan perkiraan berat janin dengan rumus dari Johnson Tausak, yaitu (tinggi fundus uteri dalam cm-12) x 155 = taksiran berat janin. Contoh :
TFU = 32 cm
Maka TBJ = (32-12)x155= 3100 gram.
Tabel Tinggi Fundus Uteri pada Ibu Hamil
Tinggi Fundus Uteri
Tinggi Fundus Uteri (dalam cm)
Umur Kehamilan (minggu)
1/3 di atas simpisis
12 cm
12
½ simfisis-pusat
16 cm
16
2/3 di atas simfisis
20 cm
20
Setinggi pusat
24 cm
24
1/3 di atas pusat
28 cm
28
½ pusat-prosesus xifoideus
32 cm
32
Setinggi prosesus xifoideus
36 cm
36
2 jari (4 cm) di bawah prosesus xifoideus
33 cm
40

b.      Palpasi menurut leopold
Menentukan tinggi fundus uteri dengan merabanya secara abdominal. Kemudian ditentukan perkiraan usia kehamilannya. Pada pengukuran tinggi fundus uteri, kadang-kadang ditemukan ketidaksesuaian antara tinggi fundus uteri dengan usia kehamilan, dapat lebih besar atau lebih kecil. Beberapa penyebab TFU lebih besar dari usia kehamilan :
a.       Kehamilan ganda.
b.      Polihidramnion.
c.       Makrosomia janin.
d.      Mola hydatidosa.
Bila TFU lebih kecil dari usia kehamilan dapat disebabkan oleh :
a.       Gangguan pertumbuhan janin.
b.      Kelainan bawaan.
c.       Oligohidramnion.
4.      Penyakit pada Ibu
Kesehatan ibu akan mempengaruhi kesehatan janin, oleh karena itu penting untuk deteksi dini kelainan atau penyakit pada ibu agar dapat dikoreksi segera dan mengurangi resiko bagi janin.  Misalnya anemia pada ibu hamil bayak terdapai di Indonesia, maka pertumbuhan janin dapat terganggu dan kesehatan ibu juga terganggu.
5.      Ultrasonography (USG)
Adalah suatu pemeriksaan yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari janin, plasenta dan uterus, secara umum USG dapat digunakan untuk menilai (Anasari dan Sumarni,2011) :
a.         Mengkaji usia kehamilan.
b.         Mengevaluasi diagnosa perdarahan per vaginam.
c.         Memastikan dugaan kehamilan kembar.
d.        Mengevaluasi pertumbuhan janin.
e.         Pemeriksaan prenatal tambahan (misalnya : amnionitis, pengambilan contoh villi choriales).