A.
Pengertian Deteksi Penyulit Atau Komplikasi Terhadap
Janin
Deteksi
dini yaitu melakukan tindakan untuk mengetahui seawal mungkin adanya kelainan,
komplikasi dan penyakit selama kehamilan yang dapat menjadi penyulit atau
komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan bayi dalam kehamilan, persalinan dan
nifas (Manuaba,2012). Prinsip deteksi dini
yaitu melakukan skrining secara teratur dan ketat terhadap adanya kelainan,
komplikasi dan penyakit selama kehamilan serta mencegah dan mengurangi resiko
terjadinya kelainan dan komplikasi dalam persalinan dan nifas.
B.
Letak Janin
Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu,
misalnya letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu, letak
membujur dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa letak kepala
atau letak sungsang (Mochtar,1998).
Letak janin
dalam rahim, diantaranya :
1.
Letak Memanjang
Letak memanjang apabila letak sumbu panjang janin ialah
ukuran bokong kepala sesuai dengan sumbu panjang ibu. Letak memanjang ada dua
macam presentasi yaitu presentasi kepala dan presentasi bokong.
2.
Letak Lintang
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang
di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi
yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala
janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat
berada di depan (dorsoanterior), di
belakang (dorsoposterior) atau di bawah
(dorsoinferior) (Marmi,2011).
a.
Menurut posisi
kepala
·
Kepala di kiri LLi
I
·
Kepala di kanan LLi II
b.
Menurut arah
punggung
·
Punggung depan
(dorso-anterior) PD
·
Punggung belakang
(dorso-posterior) PB
·
Punggung atas
(dorso-superior) PA
·
Punggung bawah
(dorso-inferior) PI
c.
Presentasi bahu
(skapula)
·
Bahu kanan Bh.ka.
·
Bahu kiri Bh.ki.
d.
Tangan menumbung
Tentukan
apakah :
·
Tangan kiri ta.ki.
·
Tangan kanan ta.ka.
Indikator adalah ketiak (axilla)
·
Ketiak menutup /
membuka ke kanan
·
Ketiak menutup /
membuka ke kiri
3.
Letak Oblig
Letak oblig dikatakan juga letak serong. Dimana
kadang-kadang sumbu panjang anak serong terhadap sumbu panjang ibu, maka janin
dikatakan letak serong.
C.
Presentasi Janin
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang
ada di bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan
dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu dan
lain-lain (Mochtar,1998).
1.
Presentasi Kepala
a.
Presentasi Belakang Kepala
Pada presentasi ini posisi kepala janin tepat di bagian bawah dan ubun-ubun
kecil berada di bagian paling bawah (Marmi,2011).
1.
Indikator : ubun-ubun kecil (uuk)
2.
Variasi posisi :
a.
Ubun-ubun kecil
kiri depan uuk.ki-dep.
b.
Ubun-ubun kecil
kiri belakang uuk.ki-bel.
c.
Ubun-ubun kecil
melintang kiri uuk.mel.ki
d.
Ubun-ubun kecil
kanan depan uuk.ka-dep.
e.
Ubun-ubun kecil
kanan belakang uuk.ka-bel.
f.
Ubun-ubun kecil
melintang kanan uuk.mel-ka
b.
Presentasi Puncak Kepala
Presentasi puncak kepala bisa terjadi apabila derajat
defleksinya ringan, sehingga ubun-ubun besar merupakan bagian yang paling
rendah (Marmi,2011).
1.
Indikator : Ubun-ubun besar (uub)
2.
Variasi posisi :
a.
Ubun-ubun besar
kiri depan uub.ki-dep.
b.
Ubun-ubun besar
kiri belakang uub.ki-bel.
c.
Ubun-ubun besar melintang
kiri uub.mel.ki
d.
Ubun-ubun besar
kanan depan uub.ka-dep.
e.
Ubun-ubun besar
kanan belakang uub.ka-bel.
f.
Ubun-ubun besar
melintang kanan uub.mel-ka.
c. Presentasi
Muka
Presentasi muka terjadi bila bagian kepala yang terletak
paling rendah adalah muka (Marmi,2011).
1.
Indikator : dagu (mento)
2.
Variasi posisi :
a. Dagu kiri depan d.ki-dep.
b. Dagu kiri belakang d.ki-bel.
c. Dagu melintang kiri d.mel.ki
d. Dagu kanan depan d.ka-dep.
e. Dagu kanan belakang d.ka-bel.
f. Dagu melintang kanan d.mel-ka
d.
Presentasi Dahi
Merupakan presentasi kepala dengan defleksi yang sedang
hingga dahi menjadi bagian yang terendah. Biasanya presentasi dahi bersifat
sementara dan dengan majunya persalinan menjadi letak muka atau belakang kepala
(Marmi,2011).
2.
Presentasi Bokong
Indikator : sakrum
Variasi posisi :
1)
Sakrum kiri depan s.ki-dep.
2)
Sakrum kanan depan s.ka-dep.
3)
Sakrum kanan
belakang s.ka-bel.
4)
Sakrum melintang
kanan s.mel-ka.
a.
Presentasi bokong sempurna (complete breech)
Pada posisi ini paha dan lutut bayi fleksi dan kaki
menutupi bokong. Tipe ini lebih sering pada multigravida (Marmi,2011).
b.
Presentasi bokong murni (frank breech)
Pada bayi fleksi, tetapi pada kaki ekstensi, sehingga kaki berada dekat kepala,
sering terjadi pada primi yang prematur (Marmi,2011).
c.
Presentasi bokong tidak sempurna (incomplete breech)
Dimana setelah bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut, terdiri
atas kedua kaki (letak kaki sempurna), satu kaki (letak kaki sempurna), kedua
lutut (letak lutut sempurna), satu lutu (letak lutut tidak sempurna)
(Marmi,2011).
3.
Presentasi Bahu
Presentasi bahu (akromion) terjadi bila poros yang
panjang dari janin tegak lurus poros ibu, sebagaimana yang terjadi pada letak melintang
atau oblig.
4.
Presentasi Ganda atau Majemuk atau Compound Presentation
Menurut Marmi(2011), presentasi majemuk adalah jika di
samping bagian terendah janin teraba anggota badan janin. Pada letak kepala,
apabila di samping bagian terbawah janin terdapat ekstremitas, terdapat
berbagai presentasi yaitu :
a.
Presentasi kepala dengan tangan menumbung
Teraba jari dan telapak tangan di samping kepala, tidak
teraba pergelangan tangan. Prognosisnya lebih baik daripada lengan menumbung.
Tangan menumbung tidak menghalangi turunnya kepala, hanya mungkin menyebabkan
terganggunya putaran paksi, sebaliknya lengan menumbung dapat menghalangi
turunnya kepala.
b.
Presentasi kepala dengan lengan menumbung
Teraba bagian lengan atau yang lebih proksimal.
c.
Presentasi kepala dengan kaki menumbung
Kaki yang menumbung di samping kepala jarang terjadi,
kemungkinan janin sudah mengalami maserasi.
D.
Posisi Janin
Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin
apakah sebelah kanan, kiri, depan, atau belakang terhadap sumbu ibu
(maternal-pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil
(UUK) kiri depan, uuk kanan belakang.
Apabila seseorang ingin menetukan presentasi dan posisi janin, perlu
dijawab pertanyaan berikut :
·
Bagian janin apa
yang terbawah ?
·
Di mana bagian
terbawah tersebut ?
·
Apa indikatornya ?
Istilah-istilah
yang sering dipakai adalah :
Bahasa
Inggris
|
Bahasa
Indonesia
|
||
L
|
Left (Laeva)
|
Ki
|
Kiri
|
D atau R
|
Dextra dan Right
|
Ka
|
Kanan
|
A
|
Anterior
|
Dep
|
Depan
|
P
|
Posterior
|
Bel
|
Belakang
|
T
|
Transverse
|
Mel
|
Melintang
|
O
|
Occiput
|
Uuk
|
Ubun-ubun kecil
|
FM
|
Fontanel Major
|
Uub
|
Ubun-ubun besar
|
M
|
Mentum (chin)
|
D
|
Dagu
|
S
|
Sacrum (buttocks)
|
S
|
Sakrum
|
Sc
|
Scapula (shoulder)
|
Bh
|
Bahu
|
F
|
Frontal (brow)
|
Dh
|
Dahi
|
Contoh
:
LOA = Left occiput anterior uuk
ki-dep = ubun-ubun kecil kiri depan
Macam – macam Posisi janin :
E.
Berat Janin
Berat badan selama hamil dapat digunakan sebagai tanda apakah ada sesuatu
yang salah dengan kondisi ibu hamil atau ibu hamil baik-baik saja. Berat badan
bayi yang bertambah pada masa kehamilan karena tumbuh, perkembangan sistem
placenta yang sehat, cairan ketuban, dan persediaan darah yang meningkat untuk
memberikan nutrisi dan melindungi bayi, dan persiapan dilakukan untuk masa
laktasi (Einsberg dkk, 1999).
Kenaikan Berat
Badan Dan Perinciannya
(Semua Berat
Badan Adalah Perkiraan)
Bayi
Plasenta
Cairan ketuban
Pembesaran
Jaringan buah dada ibu
Volume darah ibu
Cairan pada jaringan ibu
Lemak ibu
|
3,37 kg
0,67 kg
0,78 kg
0,90 kg
0,45 kg
1,23 kg
1,35 kg
3,15 kg
|
Total Rata-rata
|
11,9 kg
|
Sumber
: Eisenberg dkk, 1999
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai
dengan umur kehamilan, Ibu hamil dengan Pertambahan berat badan normal akan
melahirkan bayi dengan berat badan normal juga.
Cara pengukuran tinggi fundus uteri dengan centimeter ini
juga dapat membantu menetukan perkiraan berat janin dengan rumus dari Johnson
Tausak. Taksiran berat janin pada rumus ini hanya berlaku untuk janin
presentasi kepala. Rumusnya yaitu (tinggi fundus uteri dalam cm-12) x 155 =
taksiran berat janin. Bila kepala di atas atau pada spina iskiadika maka n=12.
Bila kepala di bawah spina iskiadika maka n=11.
Contoh
:
TFU = 32 cm
Maka TBJ = (32-12)x155= 3100 gram.
Komposisi Tubuh
Janin dari minggu ke 24 – 40 kehamilan
Usia kehamilan
(minggu)
|
Berat janin
(g)
|
Per 100 g berat janin
|
|||
Air
(g)
|
Protein
(g)
|
Lipid
(g)
|
Lainnya
(g)
|
||
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
|
690
770
880
1.010
1.160
1.318
1.480
1.650
1.830
2.020
2.230
2.450
2.690
2.940
3.160
3.330
3.450
|
88,6
87,8
86,8
85,7
84,6
83,6
82,6
81,7
80,7
79,8
79,0
78,1
77,3
76,4
75,6
74,8
74,0
|
8,8
9,0
9,2
9,4
9,6
9,9
10,1
10,3
10,6
10,8
11,0
11,2
11,4
11,6
11,8
11,9
12,0
|
0,1
0,7
1,5
2,4
3,3
4,1
4,9
5,6
6,3
6,9
7,5
8,1
8,7
9,3
9,9
10,5
11,2
|
2,5
2,5
2,5
2,5
2,4
2,4
2,4
2,4
2,4
2,5
2,5
2,6
2,6
2,7
2,7
2,8
2,8
|
Sumber
: Ziegler et.al, 1976, dalam Rosso (1990)
Pertambahan panjang juga relatif kecil sampai usia 14-16
minggu kehamilan, kemudian meningkat cepat sampai minggu ke 35-37 kehamilan.
Seperti halnya kurva berat, kurva panjang janin menjelang kelahiran juga
melambat. Perbedaan kemiringan kurva berat dan panjang terjadi pada minggu ke
33-34 dan 37-38 menunjukkan secara proporsional pertambahan berat lebih besar dari pada pertambahan panjang. Hal ini menggambarkan
bahwa pada masa tersebut terjadi akumulasi/penimbunan lemak tubuh yang sangat
cepat.
Rata-rata Pertumbuhan Janin menurut Usia Kehamilan
F.
Kesejahteraan Janin
Keadaan kesejahteraan janin dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya
faktor keturunan dan kondisi kesehatan orang tuanya. Tujuan pengkajian
kesejahteraan janin adalah untuk mengenal sedini mungkin kapan waktu yang tepat
untuk terminasi sehingga bayi dapat bertahan hidup lebih baik, dibandingkan
bila tetap berada dalam kandungan (Anasari dan Sumarni,2011). Memantau
kesejahteraan janin dapat dilakukan ibu hamil dengan cara menghitung gerakan
janin dan menimbang pertumbuhan berat badan ibu setiap trimesternya apakah
mengalami peningkatan atau tidak (Marmi,2011).
1.
Gerak Janin
Pergerakan janin dilakukan dengan cara :
a.
Berbaring miring
dan raba perut untuk merasakan gerakan janin.
b.
Hitunglah pada
umumnya 10 gerakan terjadi dalam 12 jam, bila lebih dari 3 jam dicatat dengan
cermat kemudian perhatikan juga DJJ.
c.
Gerakan janin akan
bertambah ibu makan.
d.
Janin normal akan
tidur ±20 menit.
e.
Selama 2-3 hari
sebelum lahir, gerakan janin akan berkurang.
2.
Denyut Jantung Janin
Menurut Marmi (2011), frekuensi denyut jantung janin
lebih cepat dari orang dewasa yaitu antara 120-140x/menit. Pada presentasi
kepala biasa (letak kepala) denyut jantung janin terdengar di kiri atau kanan
di bawah pusat. Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah :
a.
Dari adanya detak
jantung janin
1)
Tanda pasti
kehamilan
2)
Anak hidup
b.
Dari tempat bunyi
jantung janin terdengar
1)
Presentasi anak
2)
Positio anak
(kedudukan punggung)
3)
Sikap anak
(habitus)
4)
Adanya anak kembar
Cara menghitung denyut jantung janin menurut Marni
(2011), adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan 4.
Contohnya :
5 detik 5
detik 5 detik Kesimpulan
11 12 11 4
(11 + 12 + 11) = 136x/menit
Teratur
dan janin baik
10 14 9 4
(10 + 14 + 9) = 132x/menit
Teratur
dan janin asphyxia
8 7 8 4
(8 + 7 + 8) = 92x/menit
Teratur
dan janin asphyxia
Menurut Anasari dan Sumarni (2011), pengkajian denyut
jantung janin (DJJ) yang dapat dilakukan pada masing-masing trimester
kehamilan, yaitu :
a.
Trimester I
Untuk mendengar DJJ pada kehamilan trimester I, dapat digunakan alat
Ultrasound stetoscope atau dopler. DJJ dapat mulai terdengar dengan alat ini
antara usia kehamilan 10-12 minggu. Normal frekuensi DJJ adalah 120-160 x/menit
dan harus dibedakan dengan denyut nadi ibu.
b.
Trimester II
Dilakukan dengan menggunakan stetoscope monocular atau
stetoscope leanec. DJJ dapat terdengar pada usia kehamilan 20 minggu. Teknik
pemeriksaannya adalah :
1)
Tentukan lokasi
atau posisi janin dengan menggunakan teknik palpasi menurut leopold II dan III.
2)
Tempelkan
stetoscope pada lokasi dimana diperkirakan letak punggung atau dada janin.
3)
Bedakan DJJ dengan
denyut nadi ibu dengan cara meraba nadi di pergelangan tangan ibu.
4)
Hitung selama satu
menit penuh.
c.
Trimester III
Selama trimester ketiga pengawasan pertumbuhan janin, DJJ dan pergerakan
janin terus dilakukan. Kurve pertumbuhan janin pada trimester III menunjukkan
pertumbuhan yang positif. Diharapkan tinggi fundus uteri bertambah 1 cm tiap
minggu sampai umur kehamilan 36 minggu.
3.
Berat Badan Ibu
Sejak uterus dapat diraba secara abdominal, yaitu pada
usia kehamilan 12 minggu lokasi fundus uteri terhadap simpisis pubis dapat
diidentifikasi sebagai tinggi fundus uteri. Pengukuran tinggi fundus uteri
dapat dilakukan dengan dua cara (Anasari dan Sumarni,2011) :
a.
Menggunakan meteran,
pengukuran ini menurut Mc. Donals
Cara ini akurat bila dilakukan setelah usia kehamilan 20
minggu. Caranya, garis nol pada pita meteran diletakkan pada tepi atas simpisis
pubis, kemudian direntangkan ke atas melalui perut hingga mencapai fundus
uteri. Tinggi fundus uteri dapat digambarkan dalam gravidogram sehingga dapat
diketahui perkembangan janin melalui tinggi fundus uteri.
Pada usia kehamilan di bawah 20 minggu, pengukuran tinggi
fundus uteri dan penentuan usia kehamilan dapat dilakukan dengan cara palpasi
menurut leopold. Cara pengukuran tinggi fundus uteri dengan centimeter ini juga
dapat membantu menetukan perkiraan berat janin dengan rumus dari Johnson
Tausak, yaitu (tinggi fundus uteri dalam cm-12) x 155 = taksiran berat janin.
Contoh :
TFU = 32 cm
Maka TBJ = (32-12)x155= 3100 gram.
Tabel Tinggi Fundus Uteri pada Ibu Hamil
Tinggi Fundus Uteri
|
Tinggi Fundus Uteri (dalam cm)
|
Umur Kehamilan (minggu)
|
1/3 di atas simpisis
|
12 cm
|
12
|
½ simfisis-pusat
|
16 cm
|
16
|
2/3 di atas simfisis
|
20 cm
|
20
|
Setinggi pusat
|
24 cm
|
24
|
1/3 di atas pusat
|
28 cm
|
28
|
½ pusat-prosesus xifoideus
|
32 cm
|
32
|
Setinggi prosesus xifoideus
|
36 cm
|
36
|
2 jari (4 cm) di bawah prosesus xifoideus
|
33 cm
|
40
|
b.
Palpasi menurut
leopold
Menentukan tinggi fundus uteri dengan merabanya secara
abdominal. Kemudian ditentukan perkiraan usia kehamilannya. Pada pengukuran
tinggi fundus uteri, kadang-kadang ditemukan ketidaksesuaian antara tinggi
fundus uteri dengan usia kehamilan, dapat lebih besar atau lebih kecil.
Beberapa penyebab TFU lebih besar dari usia kehamilan :
a.
Kehamilan ganda.
b.
Polihidramnion.
c.
Makrosomia janin.
d.
Mola hydatidosa.
Bila TFU lebih kecil dari usia kehamilan dapat disebabkan
oleh :
a.
Gangguan
pertumbuhan janin.
b.
Kelainan bawaan.
c.
Oligohidramnion.
4.
Penyakit pada Ibu
Kesehatan ibu akan mempengaruhi kesehatan janin, oleh
karena itu penting untuk deteksi dini kelainan atau penyakit pada ibu agar
dapat dikoreksi segera dan mengurangi resiko bagi janin. Misalnya anemia pada ibu hamil bayak terdapai
di Indonesia, maka pertumbuhan janin dapat terganggu dan kesehatan ibu juga
terganggu.
5.
Ultrasonography (USG)
Adalah suatu pemeriksaan yang menggunakan gelombang
ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari janin, plasenta dan uterus, secara
umum USG dapat digunakan untuk menilai (Anasari dan Sumarni,2011) :
a.
Mengkaji usia
kehamilan.
b.
Mengevaluasi
diagnosa perdarahan per vaginam.
c.
Memastikan dugaan
kehamilan kembar.
d.
Mengevaluasi
pertumbuhan janin.
e.
Pemeriksaan
prenatal tambahan (misalnya : amnionitis, pengambilan contoh villi choriales).